Sejarah Kampung Paruga Kota Bima
(KIM Asi Mbojo ) Istilah Paruga melekat dalam tata pemerintahan kerajaan dan kesultanan Bima. Nama Paruga sampai saat ini diabadikan menjadi bangunan gedung pertemuan Paruga Na e dan nama kampung dan kelurahan di kota Bima dimana KIM Asi Mbojo bermarkas. Hal itu tentu dilatarbelakangi oleh sejarah masa silam, dimana di sekitar tempat itu adalah paruga yang berarti tempat sidang atau pernusyawaratan. Pemerhati budaya Alan Malingi menyebut ada tiga paruga dalam struktur kerajaan Bima. Ketiga Paruga itu adalah Paruga Syara, Paruga Suba dan Paruga Sigi. Paruga Syara berada dalam istana karena menjadi tempat sidang atau kantor dari Sultan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.
“ Paruga Suba berada di sebelah timur istana yang merupakan tempat permusyawaratan. Paruga Sigi berada di luar Istana tepatnya berada di sebelah selatan Sera Suba( alun alun) sebagai tempat musyawarah Badan Hukum Syara dan lokasinya dekat dengan Sigi atau masjid. Hal ini dikandung maksud agar putusan Badan Hukum Syara netral dan tidak dicampuri oleh Istana.” Urai Alan yang juga kepala Museum Asi Mbojo.
Secara berkala, sultan menggelar " Doho Syara " atau sidang lengkap yang dihadiri oleh seluruh unsur di dalam lembaga penerintahan kesultanan Bima. Jika disamakan dengan era sekarang, Doho Syara adalah rapat kabinet paripurna yang dihadiri oleh seluruh aparat dan stakeholdernya. “Alangkah indahnya, jika Doho Syara dihidupkan kembali dalam rangka penyelesaian berbagai masalah di tanah Bima saat ini. “ Harap alan. Disamping itu, nama Paruga Syara, Paruga Suba, Paruga Sigi perlu dipertimbangkan menjadi nama aula dan tempat rapat di kantor kantor yang ada di kota maupun kabupaten Bima sebagaimana viral nama Paruga Nae di beberapa kecamatan di kabupaten Bima maupun Kota Bima. (K)
Foto : Pasukan Suba Keraajaan Bima memasuki lare-lare Asi Mbojo pada penobatan Sultan Bima ke-16.