SENI BUDAYA PEMBUATAN GERABAH YANG HAMPIR PUNAH

Senin, 20 September 2021 15:28 WITA /
Gambar Berita

Umiyati (60 ) pengrajin gerabah Foto

 

Rabangodu Selatan ( Kota Bima ) Kim Rasta- Pada jaman prasejarah para leluhur sudah menggunakan gerabah/tembikar sebagai alat dapur yang dipakai untuk mengisi makanan dan juga sebagai alat sosial dan religius. kini, gerabah terancam punah dan sudah tak lagi dikenal dikalangan milenial.

Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa jaman prasejarah, tepatnya setelah manusia hidup dan bercocok tanam, situs-situs arkeologi di indonesia, telah menemukan banyak gerabah/tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius, seperti upacara dan penguburan.

Gerabah merupakan alat masak tradisional yang terbuat dari tanah liat. berbagai jenis gerabah tersebar di kepulauan Indonesia. namanyapu beragam, geraba, tembikar, hingga tempayan. sejak ditemukan gerabah pada masa dulu, perkakas ini terus meyebar hingga dihadapkan pada kepunahan

Seiring berkembangnya Tegnologi, seni pembuatan gerabah terancam punah. Seperti yang terjadi di Wilayah Kelurahan Rabangodu Selatan sekarang ini. Dulu sebahagian besar masyarakat bermata pencaharian dengan membuat gerabah seperti Pot Bunga, Celengan, Periuk, Wajan dll. namun seiring berkembangnya Jaman dan Teknologi hampir semua pengrajin gerabah di Kelurahan Rabangodu Selatan sudah tidak ada lagi yang membuat dan memproduksi Gerabah. dikarenakan ketidak mampuannya untuk bersaing di pasaran serta minimnya modal yang dimiliki. Namun hingga saat ini tercatat setidaknya tinggal 1 ( Satu ) Orang pembuat gerabah di Kelurahan Rabangodu Selatan yang tersisa dan yang masih aktif, nahasnya eksitensi gerabah semakin surut. pasalnya, saat ini sudah jarang ditemukan gerabah didapur rumah tangga

Seperti yang dijelaskan oleh salah satu pengrajin gerabah yang berhasil kami ( Kim Rasta ) temui. Umiyati (60) yang berdomisili di Rt. 03 Rw. 01 Kelurahan Rabangodu Selatan, adalah salah satu pengrajin gerabah yang masih aktif, Kendala yang saya hadapi saat ini adalah kurangnya minat pembeli dan bahan-bahan untuk membuat gerabah yang sangat sulit didapatkan sehingga membuat saya sangat sulit untuk membuat dan memptoduksi gerabah serta kurangnya modal usaha yang saya miliki. dan yang paling utama kurangnya perhatian Pemerintah Daerah kepada kami para pengrajin gerabah. sehingga banyak pengrajin gerabah yang sudah berhenti memproduksi gerabah imbuhnya. Umiyati (60) menambahkan, harapan saya khususnya kepada Pemerintah Daerah agar kami pengrajin gerabah ini dapat di perhatikan dan dapat diberikan perlakuan khusus agar industri kebudayan pembuatan gerabah ini tetap hidup dan tetap dapat memproduksi gerabah, sehingga Seni Pembuatan Gerabah ini tidak punah.

Kelompok Informasi Masyarakat Kota Bima

Jam pelayanan di Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik  Bima yaitu pada pukul 08.00 - 16.00 WITA, dengan istirahat pukul 12.00 - 13.00 WITA. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Jalan Gajah Mada No 90 Penatoi Kota Bima

Email : kimkotabima@yahoo.com